Gagal Memanage Keuangan apalagi Investasi, Lalu Harus Gimana?

Akhir akhir ini suka banget dengan akun akun medsos yang ngebahas tentang finansial. Entah karna emang masalah terbesar yang dihadapi sekarang udah meningkat ke level tersebut kali ya. Dulu pusing atau galaunya cuma tentang kuliah dimana, lalu meningkat ke jenjang selanjutnya tentang kerja yang sesuai, dan sekarang lebih galau lagi tentang waktu dan finansial. Yups, cuma pengen menekankan tentang uang bukanlah segalanya tapi segalanya butuh uang. Uang dapat memberikan kebahagiaan tapi uang tak dapat membeli kebahagiaan. Makanya dari kalimat kalimat diatas cuma dapat dikatakan bahwa hal yang berkaitan dengan uang harus dikelola dengan bijak dan perlu ada kebijaksanaan terhadap yang namanya uang. Disini bukan berarti cinta uang atau materi ya tapi kebijakasanaan dalam memanage lah yang dituntut. Mau sedikit atau banyak kalo salah salah yaa ancur juga. Ya, cuma pengen bilang hidup rasional aja lah. Dan jika ada yang berkilah ga perlu uang karna hidup cuma butuh bahagia dan agama, kayaknya ga apple to apple dan ga sesuai ajalah dengan kilahan seperti itu. Ga ada yang namanya kalo bisa memilih pilihan terbaik, mending pilih yang biasa aja, dan biasa di sini bukan kategori sederhana ya. Might we know the meaning ya.

Balik lagi deh, belajar dari pengalaman 2 tahun kerja dengan gaji yang bisa dikatakan cukup rasanya ada kegagalan dalam mengelola keuangan. Apalagi sekarang pengaruh medsos dan lingkungan yang makin ngasih pressure kalo pengelolaan keuangan pribadi itu penting. Sering nanya sih, kemana sih duit yang selama ini pas kerja? Ya, kebutuhan gitu2 aja, tapi kok pengeluaran ga jelas. Tabungan darurat ada ga sih? Invest kemana aja? Udah punya barang atau aset apa aja? Udah berbagi dan bantuin siapa aja? Udah cocok ga sih. Hmm... susah yaa ternyata kalo dijawab satu satu, semuanya ngambang dan nyari alasan. Dan yang jelas, kesadaran finansial dan needs or wants nya yang salah dari awal awal kerja. Sekarang? Haahha. Masih sama aja, cuma mulai mikir buat lebih bijak lah. Mulai mengkategorikan needs or wants sesuai prioritas, self control terhadap prilaku konsumtif dan mulai dengan hal hal sepele yang terkadang emang jadi bukit juga sih (Ex: penggunaan kartu kredit, lol)

Lalu, dulu juga sempet pengen wirausaha aja deh, ga pengen jadi pekerja. Capek. Hmm.. sekarang mah mikir mikir lagi tentang itu. Yakin sih, dan percaya kalo pengusaha itu kayaknya lebih enak daripada pekerja, but we might forget about something, yaitu kecocokan dengan personal kita. Ya, ga semua orang berjiwa wirausaha sih, sama kayak markerting menurut saya, walaupun pasti selalu ada jalan kalo mau. Kalo emang mampu buat nerima konsekuensi, kenapa ga? Banyak kok yang sukses jadi pengusaha, terutama cerita cerita suksesnya, tapi kita sering lupa menimbang tentang kegagalan yang lain yang tidak tercatat ceritanya, karna sejarah hanya ditulis pemenang bukan? Coba aja cari di media tentang kegagalan pengusaha yang bener bener gagal, pasti ga ada. Yang ada yaaa pengusaha sukses atau pengusaha gagal yang akhirnya sukses bukan? Makanya tanyain diri dulu sama keputusan dan mindset yang terkadang terlalu membabi buta tanpa pertimbangan. But, i still proud of youngest eunterpreuner and i am jealous.

Ya, makanya setiap orang butuh kemampuan manajemen keuangan yang cocok dengan personaliti dia. Ga bisa maksain juga sih harus kayak orang lain dalam pengelolaan keuangan ini, karna semua bakalan berbeda. Kita punya kebutuhan yang beda, keinginan berbeda dan banyak hal yang beda. So, mikir aja mana yang cocok dengan kamu. Caranya gimana? Ya belajar mengenal diri dan denger saran serta perhatikan sekitar. Tentu kita bakalan nemuin jawabannya. Example nih ya, contoh kayak saya sekarang sedang nekat nekatnya pengen ikutan main saham, padahal ilmunya ga ada di sana, but i learnt dan i want it. Jadi kalo gagal pun ga masalah (kesampingkan dulu pro dan kontra tentang main saham deh). Ya, gue cuma punya keberanian buat nyoba sih, dan berhasil atau ga nya itu mah beda cerita, jadi pengusaha juga gitu, hidup juga gitu kok, semuanya gitu sih. Ya, kenapa milih ini? Ya karna gue kerja lumayan fleksibel dan penghasilan di kerjaan bisa dijadiin mitigasi resiko dan proses belajar tentang bisnis ya. If you are an economist or learnt bout economic or management, you know it.

Ya, intinya dari setiap postingan gue di medsos ini yaa kesimpulan cuma satu, memotivasi diri dan ngeluarin unek unek ajalah. Soalnya kalo ga gini berasa hidjp terlalu datar, kayak kemaren kemaren. Gairahnya ilang, tapi setiap nulis, gue ngerasa terbakar lagi dan pengen jadi lebih baik kedepannya sih. Selamat malam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita-cerita Horor dan Hantu di Kampus IPB

Nama-Nama Murid Hogwart dan Tokoh Harry Potter

The Last Stories about Jobseeker for The Night!