Stronger (?)

Gue berselancar di beranda blog, dan kembali membaca satu persatu postingan teman-teman. Ya, ada si erpan yang ternyata menulis kabar di blog nya, hai kawan, taragak den. haha. Trus gue melanjutkannya, dan hmm...gue tertarik dengan salah satu postingan, ini seperti sebuah sharing dengan diri sendiri dan menguatkan diri. Siapapun yang menulis ini, walau gue ga kenal tapi gue hanya follow, terimakasih isi blognya menenangkan :)

Belakangan ini saya merasa terpuruk. Boleh dibilang semenjak enam bulan terakhir bahkan lebih. Saya merasa masalah selalu silih berganti menghampiri. Terkadang saya merasa terlalu berat memikul beban-beban yang ada. Bahkan, sudah mencapai level dimana menangis saja tidak bisa, merasa sedih saja sudah tidak ada gunanya. Saya merasa hati saya seperti mati dan mengeras.
Saya salah satu dari sekian banyak teman-teman saya yang menargetkan lulus di bulan Mei. Akan tetapi, jalan ini memang tidak mulus. Bahkan, satu postingan ini tidak akan cukup untuk mendeskripsikan perasaan saya dan permasalahan yang dihadapi. Betapa waktu, tenaga, pikiran dan perasaan saya terkuras. Betapa lulus di waktu yang kita inginkan bukan lagi soal siapa yang lebih pintar dan siapa yang memiliki ipk lebih tinggi. Tidak, sama sekali.
Untuk sekedar mewujudkan kalimat "Ma, ayu insya Allah lulus bulan Mei" saja sulit sekali. Kalimat yang sudah seperti janji itu, penuh harapan itu, ternyata tidak mudah digapai. Tidak hanya saya, semua yang sedang menyesaikan tugas akhirnya pun saya yakin merasakan hal serupa. Kadang, saya kembali kuat saat melihat teman-teman lain. Tidak hanya saya yang merasakan beban ini. Tidak hanya saya yang mungkin saat pulang ke rumah diam-diam menangis. Tidak hanya saya yang menemui aral melintang. Tidak hanya saya. Kemudian masalah lain datang silih berganti. Seperti tidak memberikan ruang untuk saya bernapas lega. Bahkan seperti hendak menutup mata saya dari nikmat yang saya terima hingga lupa bersyukur. Ingin rasanya mengeluh, ingin rasanya meratapi masalah-masalah itu. Namun, tidak ada gunanya. Saya hanya menjadi semakin terpuruk, tidak berkembang dan tenggelam dalam masalah. Saya meyakini Tuhan hanya inginkan saya semakin mendekat, selalu mengingatnya, berusaha semaksimal mungkin dan Tuhan akan mengurus sisanya.
Saya meyakini bahwa "What doesn't kill you makes you stronger". Tuhan ingin saya menjadi lebih kuat. Setingkat demi setingkat lewat masalah demi masalah. Namun, kadang saya jenuh dan sesak. Kadang saya pun ingin meledak. Sungguh saya tahu mengeluh bukanlah jalan keluar. Sungguh mengeluh hanya akan membuat masalah demi masalah itu semakin berat.
Namun, tidakkah beban itu dipikulkan sesuai kemampuan seseorang?
Jika saya tidak meyakininya, apakah itu tidak sama saja dengan memfitnah firman Tuhan adalah dusta?