Saya Memikirkan Apa Yang Seharusnya Tidak Saya Pikirkan

              bukan masalah apa itu yang harus dipikirkan. saya (lebih senang memakainya daripada kata Gue deh) sekarang tidak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. semuanya penuh dengan ketidakjelasan. ketidakjelasan hidup ini membuat kehidupan saya sangat kacau. what should i do? saya seharusnya paham dengan diri saya ternyata tidak.

             walaupun sebelumnya saya tak tahu apa yang namanya hidup dengan keteraturan itu setidaknya saya ingin diri ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. waktu SMA saja terasa kacau, tapi tak pernah sekacau ini. hidup saya berantakkan, saya ingin mati  (bohong! gue tidak sebodoh itu). bagi saya yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara menjadi lebih baik, menjadi kebanggaan orangtua. yah, mungkin pembuktian itu ada di UAS.pembuktian dimana seberapa seriuskah saya selama berada disini. saya tahu saya tak lebih dari seorang yag ingin pembuktian terjadi. tapi setidaknya ini motivasi saya. masa bodoh dengan kesenangan sesaat, masa bodoh dengan hal ii dan itu yang membuat saya gila. yang terpenting saya bisa menjadi itu dan  menanamakannya di benak ini, tapi kenyataannya masih sama saya gagal. saya orang yang gagal  (berharap itu tidak terjadi)

             waktu berjalan silih berganti, apa yang telah saya lakukan? yah saya yang harusnya memikirkan itu. dan jangan pikirkan apa yang tidak seharusnya dipikirkan. membenahi diri dengan hal-hal yang baik. memang ada yang lebih penting dari sesuatu yang bermanfaat? jelas tidak!! 22 hari sebelum UAS, walaupun bisa dikatakan UAS nya masih tahun depan tapi itu sangat singkat cuuyy. Mari semangat, cintai Orangtua kita, Bangun potensi diri HUA..! By the way saya lapar, ada punya makan? (salah tempat) yasudah ini ditutup terimakasih. saya memang tidak pernah berpanjang lebar disini.


-salam-
Pemimpi Einsten