SURAT UNTUK REKTOR “Pengadaan Tong Sampah Mewujudkan IPB Menjadi Green Campus”
Gue tertarik untuk membuat essay yang secara dadakan gue buat untuk bapak rektor. pagi itu, Senior Resident gue di Asrama seperti biasa memberikan jarkoman kepada anak-anak lorong tentang informasi tentang perkembangan kampus. sebenarnya sms yang satu ini udah satu minggu yang lalu gue dapet infonya. BEM KM jakpus mengadakan lomba essay yang bertemakan tenang SURAT UNTUK REKTOR IPB. dimana tema dari lomba ini adalah tentang kampus, baik yang akademik, non akademik, fasilitas dan sarana dimana juga dibagi menjadi beberapa sub pokok bahasan. hmm...saat pertama baca gue gak tertarik, tapi apa salahnya gue mencoba. hari itu adalah hari kamis dimana hari terakhir untuk mengumpulkan essay. caranya dengan mengirimkan essay kepada panitia yang udah lengkap dikasih ama SR gue. yah, secara terburu-buru gue mulai mengarang essay. saat itu bertepatan dengan gue libur, jadi gue lebih enjoy untuk menulisnya. yag penting gue mencoba dulu, mungkin saja ada keberuntungan yang menyertai gue wish me luck ! saya berharap hanya padaMu ya Allah. semoga Hamba menjadi orang beruntung seperti mendapatkan beasiswa dari menteri pertanian sekaligus menjadi Penulis terinspiratif. amin ! inilah isi dari surat yang gue kirim:
SURAT UNTUK REKTOR
“Pengadaan Tong Sampah Mewujudkan IPB Menjadi Green Campus”
Assalamua’laikum Wr. Wb.
Yang terhormat bapak rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) yang saya banggakan. Alangkah bangganya ketika saya dapat menuliskan surat ini kepada seorang yang paling dihormati dan dinomor satukan di kampus IPB kita ini. Tidak ada salahnya sebelum saya menyampaikan sesuatu dalam surat ini, saya hendak memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama saya adalah Rahmad Fadli, saya biasanya dipanggil fadli oleh orang-orang disekitar saya. Saya adalah mahasiswa baru angkatan 48 yang belum cukup satu tahun menimba ilmu di kampus kita yang tercinta ini.
Sebagai seorang mahasiswa baru, tentu saja pengetahuan saya tentang kampus ini juga belum terlalu banyak. Baik itu masalah akademik, non akademik, riset dan teknologi yang dikembangkan IPB dan lain-lain sebagainya. Akan tetapi satu hal, tentunya sebagai mahasiswa yang menentukan pilihannya untuk menjadi seorang mahasiswa yang diterima di IPB ini saya telah melakukan survey terhadap kelebihan dan prestasi dari kampus kita ini. Sejujurnya, saya sangat bangga bisa menjadi seorang mahasiswa IPB.
Siapa yang tidak tahu dengan IPB? IPB adalah salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia yang dijuluki sebagai Green Campus. Dulu, saat saya masih menjadi seorang murid yang duduk di bangku sekolah juga berfikir seperti itu. IPB adalah kampus bersih, rapi, dan hijau. Tapi setelah datang dan mulai menjalani aktivitas di kampus ini, saya dapat melihat apa yang terjadi kampus IPB ini. Memang harus diakui itu adalah benar adanya, tapi dibalik semua itu pasti ada hal yang harus kita lihat dari sisi yang lain.
Saat pertama kali masuk IPB yang pasti kita lihat adalah bagian gerbang yang akan memukau siapa saja yang lewat didepannya. IPB yang bersih, rapi, hijau dan bebas dari serakan-serakan sampah yang jauh berbeda dengan kali ciliwung yang menjadi permasalahan sampah terbesar di ibukota. Rektorat, tempat yang akan didatangi tamu-tamu penting dan orang yang berkunjung, disana jelas mencerminkan IPB yang bersih dan kita patut bangga dengan hal itu. Tapi pernahkah kita melihat ke tempat lain, saya sebagai mahasiswa TPB tentu saja melihat ke tempat dimana saya sering beraktivitas, di tempat saya sering berkumpul dengan teman-teman sayayaitu di Koridor Tanah (KORTAN). Kortan tempat Mahasiswa TPB saja, disana banyak dijumpai sampah plastik yang bertebaran. Tidak dapat dipungkiri yang harus disalahkan untuk permasalahan ini adalah Mahasiswa itu sendiri yang tidak mampu untuk menjaga kebersihan tempat mereka beraktivitas. Tapi apakah pernah kita mempertanyakan hal itu, Apakah yang menyebabkan sampah itu menjadi bertumpuk dan berserakan disana. Ya, benar jawabananya adalah karena tidaknya tong sampah. Pengadaan tong sampah sebagai fasilitas pendukung kebersihan tidak disediakan di kortan. Lalu, Kemana lagi kita akan membuang sampah jika disana memang tidak ditemukan tong sampah. Itu pertanyaan yang wajar yang akhirnya menyebabkan kami mahasiswa mencari alternatif mudah dengan membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan merusak keindahan.Tidak hanya di kortan beberapa tempat yang saya datangi saat berjalan hampir memiliki permasalahan yang sama yaitu tong sampah. Kemana perginya tong sampah yang seharusnya disediakan oleh kampus yang besar dan memiliki mahasiswa sebagai produsen sampah ini. Seandainya pihak kampus lebih meningkatkan pengadaan tong sampah, setidaknya kita dapat meminimalisir sampah yang berserakan dan akan berhasil mewujudkan cita-cita sebagai green campus seutuhnya. Itulah hal yang sangat disayangkan dari kampus kita yang hijau, bersih, dan indah ini. IPB saat dilihat dari luar memang terlihat sangat rapi tetapi saat kita memasukinya itu terlihat sangat kontras.Penemuan, penelitian, dan riset yang dikembangkan oleh IPB tentang sampah memang sangat mengagumkan. Saat saya SMA saja banyak sekali karya-karya dosen dan mahasiswa IPB tentang pendayagunaan sampah seperti Eco-Enzyme solusi permasalahan sampah di asrama TPB IPB , “Bank Plastik” PC Sylva IPB, dan masih banyak lagi yang saya baca tentang pemanfaatan sampah di IPB yang terdapat di blog kakak kelas. Tapi apakah seharusnya kita juga sebagai produsen sampah yang membuang sampah sembarangan? Saat kita ingin menciptakan itu pasti kita berinisiatif untuk kepentingan kita terlebih dahulu, itulah yang sangat disayangkan dari kampus kita. Kita mengadakan banyak riset tentang penanggulangan sampah, tapi kita tidak dapat menangani masalah sampah itu sendiri di kampus. Padahal, pengadaan tong sampah untuk kebersihan itu adalah hal kecil. Hal kecil dimana kita nanti mampu dan dapat menyelesaikan masalah yang lebih besar.
Mungkin hanya itu yang saat ini saya rasakan dan harapkan dari Bapak Rektor selaku pimpinan tertinggi di IPB. saat adanya pengadaan tong sampah itu mungkin kita dapat menjadi kampus yang bebas dari sampah bahkan menjadi Green Campus yang sempurna. Saya sangat berharap dengan surat ini Bapak bisa mempertimbangkan untuk pengadaan tong sampah. mohon maaf jika kata-kata saya kurang sopan dan tidak layak dalam penyampaian dalam surat ini. saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rektor yang telah sempat membaca surat ini nantinya. wassalamua’laikum
i like u'r essay.
BalasHapusbut, ad beberpa yg plu d pbaiki
sacara kseluruhan menarik
smga mnjadi yg tbaik y sobhh
apo kesalahanny ci? salah ketik banyak tadi dek tasasak. selain tu apo?
BalasHapusoy, tema nan dly angkat tentang "sampah dan tong sampah"
Aku juga ngirim kok ^^
BalasHapus