Ketika Kita Membuka Mata Untuk Melihat Mereka

pernahkah kita memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita? yah, setiap orang hidup sudah ditakdirkan untuk menjadi seorang yang harusnya peduli dan memperhatikan keadaan sekitarnya karena fitrah manusia sebagai makhluk sosial. tidak dipungkiri kita sebagai manusia pasti pernah merasa kekurangan daripada yang lain, itulah sifat manusia yang tak pernah merasa puas. tapi, pernahkah kita melihat ke bawah, banyak dari mereka jauh tidak beruntung dari kita. itu sangat miris !



saya adalah seorang anak perantau, yang baru saja melihat betapa pilunya kehidupan di ibukota. semua potret kehidupan masyarakat bisa terlihat disini. dari mereka yang kaya, yang biasa saja sampai yang miskin.  ketika saya di kampung dulu, saya hanya memikirkan keindahan dan kemerlap kehidupan jakarta. saya hanya berpikir tentang semua hal yang ditampilkan di media televisi saat ini. ternyata semua hal itu hanya omongan belaka. Seharusnya media lebih mepublis kehidupan orang-orang yang termaginalkan, bukan hanya sekedar mengekspos kehidupan hedonisme yang ditayangkan di tv saat ini seperti sinetron yang tidak ada hal yang patut dibanggakan dari hal itu.

banyak sekali orang-orang pinggiran yang bertebaran di bumi ibukota Indonesia. sebagian mereka banyak menjadi Pemulung, peminta-minta bahkan akhirnya membuat mereka memilih jalan yang salah dengan melakukan tindakan kriminal seperti mencuri atau mencopet. sebagian besar anak-anak jalanan menjadi sangat mengaduh pemandangan. mereka tidak bersekolah, mereka mengais sampah untuk sesuap nasi, mereka memulung, minta dan sebagainya. sangat miris. saat kita menikmati hidup kita yang jauh lebih baik dari mereka kita masih saja mengeluh. dimana mata hati kita. Nikmat tuhan yang mana lagi yang kita dustakan.

sangat tidak lazim ketika di temukan anak-anak memulung di lingkungan kampus IPB. yah, tapi bukan itu masalahnya yang menjadi perhatian adalah kehidupan anak-anak ini yang seharusnya bisa bersekolah malah memulung untuk melanjutkan kehidupannya.


saat pulang dari Bogor-Jakarta saya selalu menaiki angkutan Kereta Api disana jelas sekali perbedaan yang ditemukan. KRL CL merupakan salah satu angkutan yang bisa dinaiki yang memliki kenyamanan dan kepuasan bagi konsumen. jauh berbeda dengan KRL Ekonomi yang merupakan Angkutan bagi orang-orang  golongan menengah ke bawah. saat menaiki KRL Ekonomi kita akan melihat banyak kegiatan yang mungkin tidak aneh bagi orang-orang yang biasa menaikinya. di dalamnya akan ditemukan berbagai macam orang seperti peminta-minta, pengamen, pedagang asongan dan lain sebagainya. selain itu, biasanya penumpang KRL akan lebih padat daripada CL, lebih sesak sampai-sampai bisa memenuhi atap KRL yang bisa membahayakan nyawa penumpngnya sendri. itu tragis !

suasana KRL Ekonomi yang bisa dikatakan hanya layak, sebenarnya ini diambil karena anak dalam poto merokok dengan santainya di KRL. miris untuk kehidupan tunas bangsa saat ini.
suasana CL yang jauh lebih nyaman dan bersih

tidak tahu siapa yang seharusnya disalahkan. pemerintahkah? tentu saja tidak sepenuhnya bisa menyalahkan pemerintah walaupun menurut undang-undang pemerintahlah yang seharusnya bertanggung jawab dengan hal itu. yang terpenting sekarang ini kita sebagai pemuda kita bertanggungjawab untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik, dan menjadi terbaik. semoga saja kehidupan yang ada saat ini menjadi lebih baik. amin.

salam
-penerus bangsa-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita-cerita Horor dan Hantu di Kampus IPB

Nama-Nama Murid Hogwart dan Tokoh Harry Potter

Ih wow.... Ketupat and Final destination......!!!!